Wednesday, February 18, 2009
Anjing Musafir
Alkisah,
pada suatu hari Abdullah bin Jaafar sedang bermusafir Ketika sampai di sebuah kebun kurma milik seseorang, dia berhenti untuk melepaskan lelah. Tak jauh dari tempat tersebut, ia bertemu dengan seorang budak sahaya berkulit hitam yang menjaga kebun kurma tersebut. Sejurus lepas itu, budak itu mengeluarkan tiga potong makanan perbekalannya. Tiba-tiba seekor anjing datang menghampirinya, berputar-putar mengelilingi sang budak sambil menyalak sebagai tanda ingin turut mencicipi makanan itu. Lidahnya pun dijulur-julurkannya keluar.
Sang budak merasa iba dan mencampakkan sepotong makanannya ke arah anjing yang dengan sigap memakannya. Kemudian dicampakkannya lagi potongan kedua dan dimakannya pula. Ternyata anjing itu masih enggan untuk meninggalkan tempat itu juga. Maka untuk ketiga kalinya budak hitam itu mencampakkan lagi makanannya. Maka habislah semua bekal si budak tersebut karena diberikan kepada anjing yang datang itu.
Melihat hal itu, Abdullah bin Jaafar merasa sangat heran, seraya berkata “Wahai anakku, berapa banyakkah makananmu sehari di tempat ini?”.“Tiga potong saja yang seluruhnya telah dimakan anjing tadi.” Jawab sang budak. “Mengapa engkau berikan semua kepada anjing itu? Dan engkau sendiri akan makan apa?” Tanya Abdullah. “Wahai tuan. Tempat ini bukanlah kawasan bermain bagi para anjing. Jadi aku yakin dia datang dari tempat yang jauh, sedang bermusafir dan tentu dia sangat lapar. Sedangkan aku sendiri, biarlah tidak makan hari ini sehingga esok.” Jawab si hamba.
Mendengar itu, Abdullah berseru: “Subhanallah. Bagus...bagus. Ternyata Kamu lebih dermawan dari pada saya.”
Karena merasa terharu dan merasa kedermawanannya masih dikalahkan oleh seorang budak hitam, Abdullah bin Jaafar membeli kebun kurma dan sahaya itu dari tuannya. Kemudian dia memerdekakannya, dan kebun kurma itu diberikan kepadanya. Setelah itu, dia pergi meninggalkan tempat itu untuk meneruskan perjalanannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment